Thursday, September 26, 2013

Tutorial Ball control PES 2014



Video tutorial dalam PES 2014.
Bagi para pecinta bola, khususnya yang sudah kepengen banget maen game ini, mungkin tutorial ini akan sedikit membantu.
Langsung saja monggo dipelajari.
Semoga membantu.




 



Dan berikut ini beberapa screenshots PES 2014.




























































 

Wednesday, September 25, 2013

Gembira Loka zoo

Wahana Rekreasi Gembira Loka Zoo "Bukan Sekedar Rekreasi!"




Kamu tau kenapa Gembira Loka punya jargon "Bukan Sekedar Rekreasi"?
Jawabannya cuma satu, karena kita bisa ngasih kamu rekreasi yang cuma satu-satunya di Jogja dan seru banget sampe bisa ngebuat satu hari belum tentu cukup main di GLZoo.
Salah satu jagoan rekreasi di Gembira Loka adalah Wahana Rekreasi yang seru banget dan sekali lagi: satu-satunya di Jogja.

Di Wahana Rekreasi Gembira Loka kamu bisa main ini nih:

1. Kapal Katamaran
Kapal gede yang bisa dinaikin rame-rame dan enak banget buat nikmatin danau Gembira Loka :)

2. Speed Boat
Iya, speed boat yang biasanya di laut kayak di tv-tv! Yang berisik, ngebut, tapi asik banget :D



3. Skuter Air
Naik motor tapi di air? Ya pake skuter air :D



4. Perahu Kayuh
Sambil menikmati danau, sambil olahraga sedikit, dan duduk romantis berdua.



5. Sepeda Air
Ini satu lagi fasilitas fitness di Gembira Loka.. :D



6. Perahu Senggol
Bom-bom car versi air :D Asik lho!

7. Banana Orca
Main banana boat nggak cuma di laut, disini juga bisa :) Dan bentuknya Orca, jadi kayak naik ikan paus :D

8. Kolam Tangkap
Buat adik-adik yang suka main air sambil main ikan :D



9. Terapi Ikan
Rileks sejenak, lepas penat, nikmati duduk nyaman di terapi ikan GLZoo :D



10. Sirkuit ATV
Buat kamu yang suka kebut-kebutan di darat harus coba

11. Perahu Gethek
Naik di atas gethek itu ngeri-ngeri seru lho :D




 

www.gembiralokazoo.com 


Sejarah kota Yogyakarta

Kraton Yogyakarta

Kraton Yogyakarta

Berdirinya Kota Yogyakarta berawal dari adanya Perjanjian Gianti pada Tanggal 13 Februari 1755 yang ditandatangani Kompeni Belanda di bawah tanda tangan Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jendral Jacob Mossel. Isi Perjanjian Gianti : Negara Mataram dibagi dua : Setengah masih menjadi Hak Kerajaan Surakarta, setengah lagi menjadi Hak Pangeran Mangkubumi. Dalam perjanjian itu pula Pengeran Mangkubumi diakui menjadi Raja atas setengah daerah Pedalaman Kerajaan Jawa dengan Gelar Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah.

Adapun daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya adalah Mataram (Yogyakarta), Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede dan ditambah daerah mancanegara yaitu; Madiun, Magetan, Cirebon, Separuh Pacitan, Kartosuro, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari, Grobogan.
Setelah selesai Perjanjian Pembagian Daerah itu, Pengeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I segera menetapkan bahwa Daerah Mataram yang ada di dalam kekuasaannya itu diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat dan beribukota di Ngayogyakarta (Yogyakarta). Ketetapan ini diumumkan pada tanggal 13 Maret 1755.


Tempat yang dipilih menjadi ibukota dan pusat pemerintahan ini ialah Hutan yang disebut Beringin, dimana telah ada sebuah desa kecil bernama Pachetokan, sedang disana terdapat suatu pesanggrahan dinamai Garjitowati, yang dibuat oleh Susuhunan Paku Buwono II dulu dan namanya kemudian diubah menjadi Ayodya. Setelah penetapan tersebut diatas diumumkan, Sultan Hamengku Buwono segera memerintahkan kepada rakyat membabad hutan tadi untuk didirikan Kraton.

Sebelum Kraton itu jadi, Sultan Hamengku Buwono I berkenan menempati pasanggrahan Ambarketawang daerah Gamping, yang tengah dikerjakan juga. Menempatinya pesanggrahan tersebut resminya pada tanggal 9 Oktober 1755. Dari tempat inilah beliau selalu mengawasi dan mengatur pembangunan kraton yang sedang dikerjakan.

Setahun kemudian Sultan Hamengku Buwono I berkenan memasuki Istana Baru sebagai peresmiannya. Dengan demikian berdirilah Kota Yogyakarta atau dengan nama utuhnya ialah Negari Ngayogyakarta Hadiningrat. Pesanggrahan Ambarketawang ditinggalkan oleh Sultan Hamengku Buwono untuk berpindah menetap di Kraton yang baru. Peresmiannya terjadi Tanggal 7 Oktober 1756






Kota Yogyakarta dibangun pada tahun 1755, bersamaan dengan dibangunnya Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I di Hutan Beringin, suatu kawasan diantara sungai Winongo dan sungai Code dimana lokasi tersebut nampak strategi menurut segi pertahanan keamanan pada waktu itu
Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII menerima piagam pengangkatan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi DIY dari Presiden RI, selanjutnya pada tanggal 5 September 1945 beliau mengeluarkan amanat yang menyatakan bahwa daerah Kesultanan dan daerah Pakualaman merupakan Daerah Istimewa yang menjadi bagian dari Republik Indonesia menurut pasal 18 UUD 1945. Dan pada tanggal 30 Oktober 1945, beliau mengeluarkan amanat kedua yang menyatakan bahwa pelaksanaan Pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta akan dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII bersama-sama Badan Pekerja Komite Nasional.

Meskipun Kota Yogyakarta baik yang menjadi bagian dari Kesultanan maupun yang menjadi bagian dari Pakualaman telah dapat membentuk suatu DPR Kota dan Dewan Pemerintahan Kota yang dipimpin oleh kedua Bupati Kota Kasultanan dan Pakualaman, tetapi Kota Yogyakarta belum menjadi Kota Praja atau Kota Otonom, sebab kekuasaan otonomi yang meliputi berbagai bidang pemerintahan massih tetap berada di tangan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.


Kota Yogyakarta yang meliputi daerah Kasultanan dan Pakualaman baru menjadi Kota Praja atau Kota Otonomi dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1947, dalam pasal I menyatakan bahwa Kabupaten Kota Yogyakarta yang meliputi wilayah Kasultanan dan Pakualaman serta beberapa daerah dari Kabupaten Bantul yang sekarang menjadi Kecamatan Kotagede dan Umbulharjo ditetapkan sebagai daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Daerah tersebut dinamakan Haminte Kota Yogyakaarta.

Untuk melaksanakan otonomi tersebut Walikota pertama yang dijabat oleh Ir.Moh Enoh mengalami kesulitan karena wilayah tersebut masih merupakan bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan statusnya belum dilepas. Hal itu semakin nyata dengan adanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, di mana Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Tingkat I dan Kotapraja Yogyakarta sebagai Tingkat II yang menjadi bagian Daerah Istimewa Yogyakarta.


Selanjutnya Walikota kedua dijabat oleh Mr.Soedarisman Poerwokusumo yang kedudukannya juga sebagai Badan Pemerintah Harian serta merangkap menjadi Pimpinan Legislatif yang pada waktu itu bernama DPR-GR dengan anggota 25 orang. DPRD Kota Yogyakarta baru dibentuk pada tanggal 5 Mei 1958 dengan anggota 20 orang sebagai hasil Pemilu 1955.

Dengan kembali ke UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957 diganti dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, tugas Kepala Daerah dan DPRD dipisahkan dan dibentuk Wakil Kepala Daerah dan badan Pemerintah Harian serta sebutan Kota Praja diganti Kotamadya Yogyakarta.

Atas dasar Tap MPRS Nomor XXI/MPRS/1966 dikeluarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. Berdasarkan Undang-undang tersebut, DIY merupakan Propinsi dan juga Daerah Tingkat I yang dipimpin oleh Kepala Daerah dengan sebutan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dan Wakil Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengankatan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah lainnya, khususnya bagi beliiau Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Sedangkan Kotamadya Yogyakarta merupakan daerah Tingkat II yang dipimpin oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dimana terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengangkatan bagi kepala Daerah Tingkat II seperti yang lain.
Seiring dengan bergulirnya era reformasi, tuntutan untuk menyelenggarakan pemerintahan di daerah secara otonom semakin mengemuka, maka keluarlah Undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur kewenangan Daerah menyelenggarakan otonomi daerah secara luas,nyata dan bertanggung jawab. Sesuai UU ini maka sebutan untuk Kotamadya Dati II Yogyakarta diubah menjadi Kota Yogyakarta sedangkan untuk pemerintahannya disebut denan Pemerintahan Kota Yogyakarta dengan Walikota Yogyakarta sebagai Kepala Daerahnya.

SUMBER : http://www.jogjajavacarnival.com/sejarah-kota-jogja-2/

Download Endank Soekamti Angka 8 Full Album

Kunci gitar Alone At Last - Jiwa





 Alone At Last* (AAL*) is an underground rock band from Bandung, West Java, Indonesia. It was established in April 2002 by Bahe, Athink, Abok, and Indra. The band was firstly playing melodic punk rock and always play their own songs since the beginning. In the mid-2003 Yas joined AAL* as the lead singer of the band, substituting Indra and Abok who were previously singing and play guitar (Abox decided to leave the band in early 2003). Subsequently after the band became solid, it released its first mini album called Sendiri Vs. Dunia (EP) with an indie record label Absolute Records in 2004. This first mini album was a major success of the band as it gained the band's popularity amongst local underground community particularly in Bandung, West Java.In the end 2004, Speed of Film produced AAL*'s first video clip 'Amarah, Senyum, dan Air Mata' (the first hit that was very popular amongst Bandung youth at that time) and screened in both mainstream and indie TV channels which helped promoting their music across the country. 

In 2006 Indra resigned from AAL* and substituted by Ucay. With the new formation, the band released its second album called Jiwa in 2008 by the same indie label Absolute Records. It then made a new video clip called 'Muak Untuk Memuja' (2008) which makes the band more popular in underground music scene. Not long after their second album released, Indra returned to the band and stay with the current formation. Alone At Last* has now been engaging in the development of Indonesian underground community and stay connected with them through rock tours across the country such as to Bandung, Jakarta, Bogor, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Denpasar, Medan, and Makassar. 

SUMBER


Kunci gitar Alone At Last - Jiwa

Bm
terasa berat untuk terhubung
G
semua melampirkan dendam melumatkan cerita
Bm
huruf hidup adalah inspirasi
D
ocehan dan sanjungan semua terawasi

Bm                 G
inikah yang indah, inikah sumpah
                                Bm
polemik ketika kesadaran adalah langkah jiwa
                             D                            
hardikan adalah masukan berarti 
                        G
untuk memilih antara bahagia atau kecewa

A           G
alihkan tuk semua 
A      G
kuliti cerita 

[chorus]
D            G          Bm
lelahkah semua kenali jiwa
     G
upah jeritan memaksa
D           G            Bm
cinta dan luka harapan kita
      G
sempitkan ruang berkata

Bm       G   Bm       G
dengar jiwa  dengar jiwa 

Bm
dengan terpisah luka terhantam lelah
G
torehkan luka selang waktu terindah
Bm
apa yang terasa ini yang terasa 
G
ini yang terasa ini yang kurasa

Bm              
bagai lebah 
     G
menyengat dan terbang pergi
Bm
ceritakan 
   G         
semua kisah abadi

A             G
ujung langkah terbuai 
A          G
puing jiwa terindah 

[solo] D G Bm G 2x

Bm       G  Bm      Em
dengar jiwa dengar jiwa
Bm       G
dengar jiwa 
Bm       Em F#m G  A Bm A Bm A G F#m G F#m D
dengar jiwa ku merintih melihat semua


[chorus]
D            G          Bm
lelahkah semua kenali jiwa
     G
upah jeritan memaksa
D           G            Bm
cinta dan luka harapan kita
      G
sempitkan ruang berkata

D            G          Bm
lelahkah semua kenali jiwa
     G
upah jeritan memaksa
D           G            Bm
cinta dan luka harapan kita
      G
sempitkan ruang berkata


hampa tanpamu menyiksa
hilang teman tak bersisa
siksa jiwa hening semua
lihat apa yang tersisa melekat di jiwa
SUMBER 

Monday, September 23, 2013

Kunci Gitar Endank Soekamti - Angka 8





Endank Soekamti adalah grup musik (band) asal Yogyakarta yang beranggotakan tiga personal: Ari (drum), Dori (gitar), dan Erik (bas dan vokal). Grup ini banyak menggunakan idiom punk dalam bermusik, meskipun tidak mengusung ideologinya. Lirik-liriknya terkesan "semaunya", kadang-kadang kasar, dan "nyeleneh", khas humor Yogyakarta. Nama grup musik ini diambil dari nama dua perempuan yang memiliki kesan dalam kehidupan personilnya.[1] Kata "Endank Soekamti" dapat juga dianggap pelesetan dari idiom "enak sekali".

Grup musik ini berdiri pada bulan Januari 2001. Kariernya diawali dari manggung dari satu panggung pertunjukan ke panggung lainnya di seputaran Yogya dan Solo, terutama pada acara-acara mahasiswa. Pada tahun 2003 mereka merilis album pertama, Kelas 1, dengan hit "Bau Mulut" di bawah label Indie, dan terjual 75 ribu kopi.[2] Album kedua dirilis 2004 di bawah nama Pejantan Tambun dengan 16 lagu. Album ketiga dirilis 2007 dengan nama Sssttt...!!!.[3] Album pertama diproduksi di bawah label "Proton Record" dan album kedua dan ketiga di bawah "Warner Music Indonesia".[4]

SUMBER 

Langsung saja ini dia Kunci Gitar Endank Soekamti - Angka 8


Download Endank Soekamti - Anka 8 mp3

 

Sunday, September 22, 2013

Kunci gitar Festivalist - Menangisi Akhir Pekan

 
 
Intro : D  Am  E  G 
D
Hingar bingar hampa
F#
Dalam tempo yang semakin melambat
G
Sepekan tertukar dengan lari paksa rutinitas

D
Satu terakhir dari tujuh
F#
Saatnya tanggalkan baju perangku
G
Sandarkan tubuh lelah lemah lelah sandarkan dulu

D E G Am

D
Permintaan dan pemenuhan
F#
Terangkai dalam sebuah rantai makanan
G
Sepekan termakan dalam rantai makanan itu

D
Satu paling ujung dari tujuh
F#
Saatnya tumpahkan keluh kesahku
G
Bingarkan panggung rendah luas terang tanpa barikade

Reff:

D                    C
Teman dan pencerita
E                  C
Panggung dan pertunjukan
D                    C
Cairan dan pendosa
E                  C
Rayakan dengan asap
D             C
Di hela napas
E                  C
Jalan dan pencarian jawaban
D                    C
Ingatan dan penyesalan
E                  C
Tangisi akhir pekanmu

D E G Am

D                    C
Satu yang terakhir dari tujuh
E                  G
Saatnya tanggalkan baju perangku
D                    C
Satu yang terakhir dari tujuh
D                    C
Saatnya sandarkan tubuh lelahku
D                    C
Satu yang terakhir dari tujuh
E                  G
Saatnya tumpahkan keluh kesahku
D                    C
Satu yang terakhir dari tujuh
E                  G
Saatnya bingarkan panggungku

D
Ow.....ow.....ow

Reff:

D                    C
Teman dan pencerita
E                 C
Panggung dan pertunjukan
D                    C
Cairan dan pendosa
E                  C
Rayakan dengan asap
D              C
Di hela napas
E                  C
Jalan dan pencarian jawaban
D                    C
Ingatan dan penyesalan
E                  C
Tangisi akhir pekanmu
D       C     E     C
Tangisilah Rayakanlah (4x)

End : D E G Am